Tanah Longsor dan Tsunami
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami menjadi populer di telinga masyarakat Indonesia sejak kota Banda Aceh luluh lantak pada bulan Desember 2004. Sebelumnya, meski tsunami sering terjadi kata itu kurang dikenal.
Kebanyakan tsunami yang terjadi sebelum peristiwa Tsunami Aceh itu hanyalah tsunami kecil dan terjadinya pun lebih sering mengenai pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Tsunami besar yang terjadi di Banda Aceh itu membuka kesadaran banyak orang sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang penyebab terjadinya tsunami.
Kata tsunami ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu tsudan nami. Tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sendiri berarti perpindahan badan secara yang terjadi akibat perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Penyebab Tsunami
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:
- Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
Gempa bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
– Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
– Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
– Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
– Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
– Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
– Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
– Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
- Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
- Longsor Bawah Laut
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
- Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
Rambatan gelombang tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000 km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggian gelombangnya hanya sekitar 1 meter.
Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketika tiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.
Bencana Tsunami yang Menggemparkan
Bencana tsunami di dunia memang salah satu bencana yang menakutkan. Tsunami adalah bencana berupa gelombang ombak laut yang besar dan mampu menyapu daratan. Tsunami adalah istilah dari Jepang, karena negara ini memang paling sering terkena tsunami. “Tsu” artinya pelabuhan, dan “nami” berarti gelombang.
Mungkin Anda pernah bertanya, kenapa tsunami ini bisa terjadi? Ada banyak penyebab tsunami yang perlu Anda ketahui. Gempa tektonik dalam laut, letusan gunung berapi di bawah laut, longsor, meteor yang jatuh dalam laut, maupun karena badai besar yang menuju daratan. Namun, yang paling banyak terjadi adalah tsunami karena gempa tektonik bawah laut.
Tsunami – Tsunami Terbesar di Dunia
Dari zaman ribuan tahun lalu, telah banyak terjadi bencana tsunami di dunia dan memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan. Berikut ini adalah contoh-contoh tsunami di dunia yang tercatat dalam sejarah:
• Tsunami 6000 SM
Para ilmuwan memperkirakan ribuan tahun yang lalu, gugusan es longsor dan menyebabkan tsunami di Laut Mediterania. Para ilmuwan geologi juga memperkirakan bahwa tinggi ombaknya setara dengan gedung 10 lantai.
• Tsunami Zaman Yunani Kuno
Terjadi sekitar 1500 SM, disebabkan karena meletusnya gunung berapi yang dekat dengan Pulau Thera. Tsunami dengan gelombang sekitar 15 meter ini diperkirakan menewaskan ratusan ribu orang, bahkan menghancurkan peradaban Minoa yang sedang berkembang.
• Tsunami di Portugal
Terjadi pada 1 Novemver 1755 dan disebabkan oleh gempa di perairan Atlantik. Gelombang tsunami langsung menghantam Portugal. Selain itu, negara lain yang terkena imbasnya adalah Spanyol dan Maroko. Tercatat ada sekitar 60.000 korban jiwa.
• Tsunami di China
Terjadi pada tahun 1782, disebabkan gempa tektonik yang berpusat di Laut China Selatan (dekat Taiwan). Diperkirakan 40.000 orang tewas, dan jangkauan tsunami di daratan mencapai 120 kilometer.
• Tsunami Krakatau
Salah satu tsunami di dunia yang cukup menggemparkan adalah tsunami akibat letusan Gunung Krakatau yang berada di tengah laut (Selat Sunda) dan terjadi pada 27 Agustus 1883. Tsunami pun menghantam sebagian wilayah Jawa dan Sumatera, menewaskan sekitar 36.000 orang.
• Tsunami di Jepang
Terjadi pada 15 Juni 1896. Tsunami memang sering terjadi di Jepang, dan kali ini tsunami datang setelah gempa. Gelombang setinggi 30 meter berhasil menyapu seluruh pantai timur Jepang dan menewaskan 27.000 orang.
• Tsunami “April Fool”
Seperti namanya, tsunami ini terjadi pada 1 April 1946. Saat itu ada gempa besar di Alaska dan mengirimkan gelombang besar yang langsung menghantam Hawaii. Tercatat ada sekitar 159 orang yang tewas akibat tsunami ini.
• Tsunami Teluk Lituya
Salah satu tsunami di dunia yang sangat mengerikan bahkan dianggap terbesar dalam sejarah adalah tsunami yang terjadi di Teluk Lituya. Gempa 8,3 SR yang terjadi di Alaska menyebabkan gelombang yang sangat tinggi (diperkirakan mencapai 524 meter). Untungnya, tsunami terbesar yang sering disebut sebagai mega-tsunami ini hanya menghantam pulau terpencil. Namun malangnya ada dua nelayan yang tewas karena kapal mereka yang terkena gelombang dahsyat.
• Tsunami di Chile
Terjadi pada 22 Mei 1960, tsunami menghantam Chile hanya dalam waktu sekitar 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter ini menewaskan sekitar 1.500 orang.
• Tsunami “Good Friday”
Terjadi pada 27 Maret 1964 akibat gempa 8,4 SR di Alaska. Gelombang setinggi 67 meter menghantam Valdez Inlet (Alaska), sedangkan ombak kiriman setinggi 6,3 meter langsung menyapu Crescent City, California. Tercatat ada sekitar 120 orang meninggal, 10 orang dari California.
• Tsunami di Filipina
Terjadi pada 23 Agustus 1976. Terjadi akibat gempa di sekitar pantai barat daya Filipina dan menewaskan sekitar 8.000 orang.
• Tsunami Papua Nugini
Terjadi pada 17 Juli 1998 dan disebabkan gempa berkekuatan 7,1 SR. Tercatat sebanyak 2.200 orang tewas dalam kejadian ini.
• Tsunami Aceh
Tsunami di dunia yang juga cukup menyita perhatian adalah tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Gempa tektonik 9,3 SR mengirimkan gelombang besar yang menyapu Aceh dan Sumatera Utara, Thailand, India, Sri Lanka, Malaysia, bahkan pantai timur Afrika. Sekitar 230 ribu orang tewas dalam peristiwa itu.
• Tsunami di Pulau Nias
Terjadi sekitar 3 bulan kemudian setelah tsunami Aceh, tepatnya pada 28 Maret 2005. Gempa 8,7 SR memicu tsunami dan menewaskan 1.300 orang.
• Tsunami Jogja
Terjadi pada 27 Mei 2006. Gempa 5,9 SR di laut selatan Kota Bantul yang terjadi pada pagi hari ini menimbulkan gelombang tsunami yang menyapu daratan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tsunami ini menewaskan sekitar 3.000 orang lebih.
• Tsunami Mentawai
Terjadi pada 25 Oktober 2010 di Pulau Mentawai (sebelah barat Sumatera). Disebabkan oleh gempa 7,2 SR yang terjadi pada malam hari (sekitar pukul 9 malam) dan menyebabkan tsunami yang menewaskan puluhan orang.
Mungkin Anda pernah bertanya, kenapa tsunami ini bisa terjadi? Ada banyak penyebab tsunami yang perlu Anda ketahui. Gempa tektonik dalam laut, letusan gunung berapi di bawah laut, longsor, meteor yang jatuh dalam laut, maupun karena badai besar yang menuju daratan. Namun, yang paling banyak terjadi adalah tsunami karena gempa tektonik bawah laut.
Tsunami – Tsunami Terbesar di Dunia
Dari zaman ribuan tahun lalu, telah banyak terjadi bencana tsunami di dunia dan memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan. Berikut ini adalah contoh-contoh tsunami di dunia yang tercatat dalam sejarah:
• Tsunami 6000 SM
Para ilmuwan memperkirakan ribuan tahun yang lalu, gugusan es longsor dan menyebabkan tsunami di Laut Mediterania. Para ilmuwan geologi juga memperkirakan bahwa tinggi ombaknya setara dengan gedung 10 lantai.
• Tsunami Zaman Yunani Kuno
Terjadi sekitar 1500 SM, disebabkan karena meletusnya gunung berapi yang dekat dengan Pulau Thera. Tsunami dengan gelombang sekitar 15 meter ini diperkirakan menewaskan ratusan ribu orang, bahkan menghancurkan peradaban Minoa yang sedang berkembang.
• Tsunami di Portugal
Terjadi pada 1 Novemver 1755 dan disebabkan oleh gempa di perairan Atlantik. Gelombang tsunami langsung menghantam Portugal. Selain itu, negara lain yang terkena imbasnya adalah Spanyol dan Maroko. Tercatat ada sekitar 60.000 korban jiwa.
• Tsunami di China
Terjadi pada tahun 1782, disebabkan gempa tektonik yang berpusat di Laut China Selatan (dekat Taiwan). Diperkirakan 40.000 orang tewas, dan jangkauan tsunami di daratan mencapai 120 kilometer.
• Tsunami Krakatau
Salah satu tsunami di dunia yang cukup menggemparkan adalah tsunami akibat letusan Gunung Krakatau yang berada di tengah laut (Selat Sunda) dan terjadi pada 27 Agustus 1883. Tsunami pun menghantam sebagian wilayah Jawa dan Sumatera, menewaskan sekitar 36.000 orang.
• Tsunami di Jepang
Terjadi pada 15 Juni 1896. Tsunami memang sering terjadi di Jepang, dan kali ini tsunami datang setelah gempa. Gelombang setinggi 30 meter berhasil menyapu seluruh pantai timur Jepang dan menewaskan 27.000 orang.
• Tsunami “April Fool”
Seperti namanya, tsunami ini terjadi pada 1 April 1946. Saat itu ada gempa besar di Alaska dan mengirimkan gelombang besar yang langsung menghantam Hawaii. Tercatat ada sekitar 159 orang yang tewas akibat tsunami ini.
• Tsunami Teluk Lituya
Salah satu tsunami di dunia yang sangat mengerikan bahkan dianggap terbesar dalam sejarah adalah tsunami yang terjadi di Teluk Lituya. Gempa 8,3 SR yang terjadi di Alaska menyebabkan gelombang yang sangat tinggi (diperkirakan mencapai 524 meter). Untungnya, tsunami terbesar yang sering disebut sebagai mega-tsunami ini hanya menghantam pulau terpencil. Namun malangnya ada dua nelayan yang tewas karena kapal mereka yang terkena gelombang dahsyat.
• Tsunami di Chile
Terjadi pada 22 Mei 1960, tsunami menghantam Chile hanya dalam waktu sekitar 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter ini menewaskan sekitar 1.500 orang.
• Tsunami “Good Friday”
Terjadi pada 27 Maret 1964 akibat gempa 8,4 SR di Alaska. Gelombang setinggi 67 meter menghantam Valdez Inlet (Alaska), sedangkan ombak kiriman setinggi 6,3 meter langsung menyapu Crescent City, California. Tercatat ada sekitar 120 orang meninggal, 10 orang dari California.
• Tsunami di Filipina
Terjadi pada 23 Agustus 1976. Terjadi akibat gempa di sekitar pantai barat daya Filipina dan menewaskan sekitar 8.000 orang.
• Tsunami Papua Nugini
Terjadi pada 17 Juli 1998 dan disebabkan gempa berkekuatan 7,1 SR. Tercatat sebanyak 2.200 orang tewas dalam kejadian ini.
• Tsunami Aceh
Tsunami di dunia yang juga cukup menyita perhatian adalah tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Gempa tektonik 9,3 SR mengirimkan gelombang besar yang menyapu Aceh dan Sumatera Utara, Thailand, India, Sri Lanka, Malaysia, bahkan pantai timur Afrika. Sekitar 230 ribu orang tewas dalam peristiwa itu.
• Tsunami di Pulau Nias
Terjadi sekitar 3 bulan kemudian setelah tsunami Aceh, tepatnya pada 28 Maret 2005. Gempa 8,7 SR memicu tsunami dan menewaskan 1.300 orang.
• Tsunami Jogja
Terjadi pada 27 Mei 2006. Gempa 5,9 SR di laut selatan Kota Bantul yang terjadi pada pagi hari ini menimbulkan gelombang tsunami yang menyapu daratan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tsunami ini menewaskan sekitar 3.000 orang lebih.
• Tsunami Mentawai
Terjadi pada 25 Oktober 2010 di Pulau Mentawai (sebelah barat Sumatera). Disebabkan oleh gempa 7,2 SR yang terjadi pada malam hari (sekitar pukul 9 malam) dan menyebabkan tsunami yang menewaskan puluhan orang.
2. Beberapa penyebab terjadinya tanah longsor di Indonesia dan cara penanggulannya menurut beberapa teori dan penjelasan ilmu pengetahuan sosial.
smart-thinking-simple - Sederhananya, bencana alam diartikan sebagai sebuah peristiwa alamiah yang memiliki akibat negatif yang signifikan terhadap populasi makhluk hidup. Peristiwa ini cukup beragam, salah satunya adalah tanah longsor. Apa itu tanah longsor? Para ilmuan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan bencana alam tanah longsor adalah peristiwa geologis yang ditandai dengan bergeraknya masa bebatuan serta tanah dalam berbagai tipe juga jenis. Karakter utama tanah longsor adalah adanya campur tangan gravitasi. Karena itu, bencana alam tanah longsor selalu terjadi di daerah dengan kemiringan seperti bukit dan pegunungan. Tapi apakah gravitasi satu-satunya penyebab tanah longsor? Tentu tidak.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
Ada beragam pemicu maupun pendorong terjadinya bencana alam tanah longsor. Kami merangkumnya berikut ini untuk Anda.
Curah Hujan
Intensitas hujan yang semakin meningkat akan memperbesar peluang terjadinya tanah longsor. Pada saat musim kemarau, air yang terkunci di dalam tanah akan menguap dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini kemudian meninggalkan permukaan tanah dalam keadaan berongga atau berpori yang dalam keadaan tertentu akan berujung pada retakan tanah. Pada saat masuk musim penghujan, air kemudian akan memenuhi retakan pada tanah. Selanjutnya tanah akan mengembang/merekah. Namun hal ini kemudian berbuntut pada munculnya gerakan lateral sebab air terakumulasi pada bagian dasar lereng. Kondisi ini rawan longsor terlebih pada lokasi tersebut jarang terdapat pepohonan sebagai penyerap air dan pengikat tanah.
Lokasi Yang Terjal
Berdasarkan penelitian ahli, kebanyakan wilayah yang mengalami tanah longsor adalah titik dengan kemiringan mencapai sudut 180 derajat dengan ujung lereng terjal dan bidang longoran yang mendatar.
Kondisi Tanah
Selain faktor di atas, patut juga disebutkan andil kondisi tanah dalam memperbesar peluang terjadinya bencana alam tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk longsor ketimbang jenis tanah lainnya. Mengapa? Sebab tanah lempung ini mudah pecah saat kemarau dan mudah lembek saat terkena air terlebih dalam jumlah yang melimpah.
Bebatuan Kurang Kuat
Bebatuan yang kurang kuat juga turut menjadi faktor penyebab tanah longsor. Tanah dengan campuran pasir, keirkil, dan sedikit lempung sangat mudah mengalami pelapukan dan rentan longsor.
Tanah Sebagai Lahan
Umumnya tanah yang dimanfaatkan sebagai ladang, persawahan, tambang dan lain-lain akan mengalami penurunan kualitas seperti lembek serta cenderung jenuh pada air. Kondisi ini akan membuat tanah rentan longsor.
Getaran
Penyebab tanah longsor lainnya adalah getaran yang bisa saja bersumber dari gempa bumi, mesin, lalulintas kendaraan dan lain-lain. Akibatnya adalah tanah yang kemudian longsor, jalanan yang retak dan lain-lain.
Susustnya permukaan air danau.
Kondisi ini bisa menjadi biang tanah longsor sebab gaya penahan pada lereng hilang. Kondisi ini kemudian diperparah dengan kemiringan waduk atau danau.
Terdapat Beban Tambahan
Apabila terdapat beban tambahan yang cukup berat, bukan hal yang mustahil jika tanah mengalami keretakan, penurunan dan bahkan longsor.
Minimnya Pepohonan
Penyebab tanah longsor yang satu ini tentu sudah familiar. Kita sudah paham betul bahwa salah satu fungsi pepohonan adalah untuk mengunci tanah. Apabila suatu wilayah pegunungan atau lereng botak nyaris tak berpohon, dalam kondisi musim penghujan ia akan mudah longsor.
Buang Sampah Sembarangan
Mungkin penyebab yang satu ini di luar pemikiran Anda. Tapi kebiasaan masyarakat yang gemar membuang sampah di wilayah lereng bisa menjadi penyebab tanah longsor. Mengapa? Sebab sampah yang dibuang perlahan masuk ke dalam lapisan tanah dan membuatnya tidak solid alias rapuh. Kondisi ini akan mudah longsor terlebih di musim penghujan.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
Ada beragam pemicu maupun pendorong terjadinya bencana alam tanah longsor. Kami merangkumnya berikut ini untuk Anda.
Curah Hujan
Intensitas hujan yang semakin meningkat akan memperbesar peluang terjadinya tanah longsor. Pada saat musim kemarau, air yang terkunci di dalam tanah akan menguap dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini kemudian meninggalkan permukaan tanah dalam keadaan berongga atau berpori yang dalam keadaan tertentu akan berujung pada retakan tanah. Pada saat masuk musim penghujan, air kemudian akan memenuhi retakan pada tanah. Selanjutnya tanah akan mengembang/merekah. Namun hal ini kemudian berbuntut pada munculnya gerakan lateral sebab air terakumulasi pada bagian dasar lereng. Kondisi ini rawan longsor terlebih pada lokasi tersebut jarang terdapat pepohonan sebagai penyerap air dan pengikat tanah.
Lokasi Yang Terjal
Berdasarkan penelitian ahli, kebanyakan wilayah yang mengalami tanah longsor adalah titik dengan kemiringan mencapai sudut 180 derajat dengan ujung lereng terjal dan bidang longoran yang mendatar.
Kondisi Tanah
Selain faktor di atas, patut juga disebutkan andil kondisi tanah dalam memperbesar peluang terjadinya bencana alam tanah longsor. Jenis tanah yang kurang padat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk longsor ketimbang jenis tanah lainnya. Mengapa? Sebab tanah lempung ini mudah pecah saat kemarau dan mudah lembek saat terkena air terlebih dalam jumlah yang melimpah.
Bebatuan Kurang Kuat
Bebatuan yang kurang kuat juga turut menjadi faktor penyebab tanah longsor. Tanah dengan campuran pasir, keirkil, dan sedikit lempung sangat mudah mengalami pelapukan dan rentan longsor.
Tanah Sebagai Lahan
Umumnya tanah yang dimanfaatkan sebagai ladang, persawahan, tambang dan lain-lain akan mengalami penurunan kualitas seperti lembek serta cenderung jenuh pada air. Kondisi ini akan membuat tanah rentan longsor.
Getaran
Penyebab tanah longsor lainnya adalah getaran yang bisa saja bersumber dari gempa bumi, mesin, lalulintas kendaraan dan lain-lain. Akibatnya adalah tanah yang kemudian longsor, jalanan yang retak dan lain-lain.
Susustnya permukaan air danau.
Kondisi ini bisa menjadi biang tanah longsor sebab gaya penahan pada lereng hilang. Kondisi ini kemudian diperparah dengan kemiringan waduk atau danau.
Terdapat Beban Tambahan
Apabila terdapat beban tambahan yang cukup berat, bukan hal yang mustahil jika tanah mengalami keretakan, penurunan dan bahkan longsor.
Minimnya Pepohonan
Penyebab tanah longsor yang satu ini tentu sudah familiar. Kita sudah paham betul bahwa salah satu fungsi pepohonan adalah untuk mengunci tanah. Apabila suatu wilayah pegunungan atau lereng botak nyaris tak berpohon, dalam kondisi musim penghujan ia akan mudah longsor.
Buang Sampah Sembarangan
Mungkin penyebab yang satu ini di luar pemikiran Anda. Tapi kebiasaan masyarakat yang gemar membuang sampah di wilayah lereng bisa menjadi penyebab tanah longsor. Mengapa? Sebab sampah yang dibuang perlahan masuk ke dalam lapisan tanah dan membuatnya tidak solid alias rapuh. Kondisi ini akan mudah longsor terlebih di musim penghujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar